Selamat datang di Program Studi Farmasi FMIPA, Universitas Tadulako

Kuliah Umum : Inovasi Terapi Berbasis Sumber Daya Alam dan Farmakogenomik

Pada hari Rabu, 19 Februari 2025, Program Studi Farmasi FMIPA UNTAD melaksanakan kuliah umum dengan tema “Inovasi terapi berbasis sumber daya alam dan farmakogenomik”. Narasumber kuliah umum kali ini adalah dosen-dosen prodi Farmasi yang telah menyelesaikan studi doktoral, yaitu ibu Dr.apt. Ingrid Faustine, M.Sc dan bapak Dr. Jamaluddin, M.Si. Kegiatan dibuka oleh koordinator program studi S1 Farmasi, ibu Dr. apt. Evi Sulastri, M.Si dan dipandu oleh MC, ibu apt. Setiawati Fadhilah Zainal, M.Farm.

Materi pertama dibawakan oleh ibu Dr. apt. Ingrid Faustine, M.Sc, dengan dipandu oleh moderator, ibu apt. Andi Atirah Masyita, M.Si. Judul yang dibawakan adalah penerapan farmakogenomik dalam precision health untuk meningkatkan akurasi terapi. Dalam kuliahnya, beliau menjelaskan bahwa farmakogenomik adalah pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan profil genetik pasien, sehingga bisa membantu mendapatkan hasil terapi yang lebih optimal. Caranya, sampel darah pasien diambil, lalu dilakukan sequencing untuk mengidentifikasi panel gen yang ditargetkan. Dengan metode ini, terapi bisa lebih personal, efektif, dan aman, karena disesuaikan langsung dengan kebutuhan masing-masing individu.

Materi berikutnya dibawakan oleh bapak Dr. Jamaluddin, M.Si, dengan Bapak Saipul Maulana, M.Farm sebagai moderator. Judul materi yang dibawakan adalah Potensi sumber daya alam perairan Sulawesi Tengah dalam mendukung riset di bidang kesehatan dan farmasi. Dalam kuliahnya, beliau menjelaskan bahwa sumber daya perairan yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah ikan, terutama sebagai sumber utama asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk untuk jantung, otak, dan hati. Salah satu ikan yang banyak diteliti adalah ikan sidat, yang telah diamati selama kurang lebih 10 tahun. Menariknya, hampir semua bagian ikan sidat bisa dimanfaatkan, mulai dari daging hingga tulangnya, karena kaya akan nutrisi. Meski begitu, ikan sidat punya kekurangan, yaitu bentuknya yang panjang dan aromanya yang cukup khas, yang bagi sebagian orang dianggap kurang sedap. Namun, bagi para penggemarnya, aroma khas ini justru menjadi daya tarik tersendiri.

Pada hari Rabu, 19 Februari 2025, Program Studi Farmasi FMIPA UNTAD melaksanakan kuliah umum dengan tema “Inovasi terapi berbasis sumber daya alam dan farmakogenomik”. Narasumber kuliah umum kali ini adalah dosen-dosen prodi Farmasi yang telah menyelesaikan studi doktoral, yaitu ibu Dr.apt. Ingrid Faustine, M.Sc dan bapak Dr. Jamaluddin, M.Si. Kegiatan dibuka oleh koordinator program studi S1 Farmasi, ibu Dr. apt. Evi Sulastri, M.Si dan dipandu oleh MC, ibu apt. Setiawati Fadhilah Zainal, M.Farm.

Materi pertama dibawakan oleh ibu Dr. apt. Ingrid Faustine, M.Sc, dengan dipandu oleh moderator, ibu apt. Andi Atirah Masyita, M.Si. Judul yang dibawakan adalah penerapan farmakogenomik dalam precision health untuk meningkatkan akurasi terapi. Dalam kuliahnya, beliau menjelaskan bahwa farmakogenomik adalah pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan profil genetik pasien, sehingga bisa membantu mendapatkan hasil terapi yang lebih optimal. Caranya, sampel darah pasien diambil, lalu dilakukan sequencing untuk mengidentifikasi panel gen yang ditargetkan. Dengan metode ini, terapi bisa lebih personal, efektif, dan aman, karena disesuaikan langsung dengan kebutuhan masing-masing individu.

Materi berikutnya dibawakan oleh bapak Dr. Jamaluddin, M.Si, dengan Bapak Saipul Maulana, M.Farm sebagai moderator. Judul materi yang dibawakan adalah Potensi sumber daya alam perairan Sulawesi Tengah dalam mendukung riset di bidang kesehatan dan farmasi. Dalam kuliahnya, beliau menjelaskan bahwa sumber daya perairan yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah ikan, terutama sebagai sumber utama asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk untuk jantung, otak, dan hati. Salah satu ikan yang banyak diteliti adalah ikan sidat, yang telah diamati selama kurang lebih 10 tahun. Menariknya, hampir semua bagian ikan sidat bisa dimanfaatkan, mulai dari daging hingga tulangnya, karena kaya akan nutrisi. Meski begitu, ikan sidat punya kekurangan, yaitu bentuknya yang panjang dan aromanya yang cukup khas, yang bagi sebagian orang dianggap kurang sedap. Namun, bagi para penggemarnya, aroma khas ini justru menjadi daya tarik tersendiri.

Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
Email

Artikel Terkait