Palu, 12 September 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Tadulako melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Sosialisasi Penggunaan Anti-Nyeri yang Benar di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia Ar-Rahman, Kota Palu. Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta lansia, kader, serta masyarakat sekitar dengan antusias.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh tim dosen Farmasi Universitas Tadulako yang terdiri atas apt. Rudi Safarudin, S.Si., M.Farm., M.Epid., Ph.D., CertDA; Dr. apt. Ingrid Faustine, S.Si., M.Sc.; apt. Alwiyah Mukaddas, S.Si., M.Si.; apt. Arya Dibyo Adisaputra, S.Farm., M.Farm.; apt. Afriani Kusumawati, S.Farm., M.Si.; apt. Hardi, S.Farm., M.Si.; serta apt. Ni Made Susilawati, S.Farm., M.Farm.Klin.
Dalam sosialisasi, para peserta diberikan edukasi mengenai:
- Jenis-jenis obat anti-nyeri yang umum digunakan, seperti paracetamol, NSAID (ibuprofen, meloxicam, diklofenak), serta obat topikal (gel dan salep).
- Cara penggunaan yang tepat, termasuk dosis aman, waktu minum obat, serta peringatan khusus bagi lansia.
- Efek samping dan interaksi obat yang perlu diwaspadai, misalnya dengan obat darah tinggi, obat diabetes, maupun obat jantung.
- Alternatif pengelolaan nyeri tanpa obat, seperti kompres hangat/dingin, senam lansia, pijat ringan, hingga teknik relaksasi.
Ketua tim kegiatan, Dr. apt. Ingrid Faustine, S.Si., M.Sc menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran lansia agar menggunakan obat anti-nyeri secara aman, tepat, dan rasional, sehingga kualitas hidup mereka dapat lebih baik.
Selain pemaparan materi, peserta juga diajak berdiskusi dan diberikan sesi konseling singkat mengenai keluhan nyeri yang sering mereka alami. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait penggunaan obat sehari-hari, baik obat resep maupun obat bebas.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para lansia di Posyandu Ar-Rahman Palu dapat lebih bijak dalam menggunakan obat anti-nyeri, memahami tanda bahaya yang harus diwaspadai, serta mengetahui kapan harus berkonsultasi ke dokter atau apoteker.
