Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan penyusunan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), Program Studi S-1 Farmasi Universitas Tadulakomenyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan RPS OBE “Membangun Pembelajaran Farmasi yang Terukur, Terarah, dan Berorientasi Capaian” yang dilaksanakan secara hybrid melalui zoom meeting pada 18 Oktober 2025 dan dilanjutkan di FM41 pada 22 Oktober 2025. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. apt. Tiana Milanda, M.Si. dan Prof. Dr. I Wayan Sudarsana, S.Si., M.Si., yang memberikan wawasan komprehensif mengenai pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran inovatif di bidang farmasi. Adapun luaran yang diharapkan adalah tersusunnya RPS berbasis OBE yang lengkap untuk seluruh mata kuliah di Program Studi S-1 Farmasi Universitas Tadulako, mencakup perumusan CPL–CPMK-sub CPMK, pemetaan CPL–MK, strategi pembelajaran, indikator capaian, hingga skema dan rubrik penilaian yang terstandar.
Selain para narasumber dan sivitas akademika, kegiatan juga dihadiri oleh alumni serta mitra pengguna alumni dari berbagai sektor layanan kesehatan—apotek, rumah sakit, BPOM Palu, perusahaan distribusi farmasi, dan Dinas Kesehatan. Kehadiran mereka dimaksudkan untuk memberikan umpan balik langsung mengenai kompetensi, materi, serta keterampilan (termasuk soft skills) yang perlu diajarkan di perguruan tinggi agar selaras dengan kebutuhan dan permintaan dunia kerja. Masukan tersebut dihimpun sebagai bahan penyempurnaan RPS, pemutakhiran pemetaan CPL–CPMK, serta penyesuaian strategi pembelajaran dan asesmen.
Dalam pemaparannya secara daring, Prof. Tiana menekankan pentingnya pengembangan kurikulum yang berlandaskan pada visi, misi, dan tujuan program studi. Menurutnya, setiap proses penyusunan kurikulum harus dimulai dari perumusan capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang diharapkan. CPL inilah yang menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan strategi pembelajaran di setiap mata kuliah.
“Kurikulum yang baik bukan hanya memuat daftar mata kuliah, tetapi juga menggambarkan arah dan tujuan pendidikan yang jelas untuk menghasilkan lulusan farmasi yang kompeten, profesional, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja,” ujar Prof. Tiana.
Sementara itu, Prof. Wayan menjelaskan penerapan metode pembelajaran dengan pendekatan STEAM — Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics — dalam proses pembelajaran farmasi. Pendekatan ini dinilai mampu mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif dalam memecahkan permasalahan nyata di bidang kefarmasian. “Integrasi pendekatan STEAM dalam PBL membuat mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menumbuhkan kreativitas dalam pembelajaran, serta kolaborasi dan inovasi” jelas Prof. Wayan.
Lebih lanjut, beliau juga memaparkan tentang metode evaluasi dalam kurikulum OBE, yang berfokus pada pengukuran ketercapaian hasil belajar mahasiswa secara menyeluruh mulai dari ketercapaian CPL, CPMK dan sub-CPMK yang diharapkan. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan melalui berbagai instrumen penilaian, mulai dari project-based learning, case method, kegiatan praktikum, tugas, kuis hingga asesmen berbasis portofolio.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis bagi Program Studi Farmasi dalam membangun sistem pembelajaran yang terukur, terarah, dan berorientasi capaian, sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan tinggi dan profesi farmasi saat ini. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan manfaat nyata bagi para dosen dalam mengukur ketercapaian setiap mata kuliah, sehingga proses evaluasi pembelajaran menjadi lebih objektif dan terarah sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.






