Kuliah Tamu Jurusan Farmasi Universitas Tadulako Mengundang Pakar Farmakogenetik dari Universitas Hasanuddin Makassar

Senin, 9 November 2020 Pukul 09.00-12.00 WITA, telah dilaksanakan kuliah tamu yang diselenggarakan Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh pengelola akademik dari sebelum pandemi Covid-19. Pada masa pandemi, kegiatan kuliah tamu tidak menjadi hambatan dan dapat dilaksanakan secara daring melalui platforn Zoom Meeting. Kuliah tamu kali ini dengan mengundang pemateri yaitu Bapak Apt. Muh. Akbar Bahar, M.Pharm.Sci, Ph.D. Beliau adalah seorang dosen, peneliti, reviewer jurnal Nasional /Internasional bereputasi dari Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar pakar dibidang Farmakoterapi, Farmakoepidemiologi & Farmakogenetik (Groningen Universiteit, NL). Kuliah tamu ini juga dibuka langsung oleh Ketua Jurusan Farmasi yaitu Bapak Apt. Syariful Anam, M.Si, Ph.D dan beliau sangat berharap pada kuliah tamu ini dapat menambah semangat & motivasi bagi mahasiswa terutama bagaimana cara mengaplikasikan ilmu kefarmasian pada stakeholder lebih maksimal. Materi yang disampaikan oleh pemateri merupakan hal yang baru dipelajari bagi mahasiswa begitu juga dosen pengampu mata kuliah yaitu mengenai Farmakogenetik Drug Interactions namun tidak bisa dipungkiri perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian terutama terkait penggunaan obat selain industri farmasi sangat berkembang pesat. Menjadi seorang ahli Farmasi merupakan keilmuan yang dituntut harus mengikuti perkembangan tsb. Perlu pemahaman lebih komprehensif terkait memberikan asuhan kefarmasian yang sesuai terkait kebutuhan obat pada pasien dalam mencegah kompleksitas penyakit. Pada materinya, Bapak Apt. Muh. Akbar Bahar, M.Pharm.Sci, Ph.D menjelaskan bahwa menuju rasionalitas penggunaan obat (tepat, aman, cost-effectiveness) perlu asesmen lebih lanjut dalam regimen terapi obat salah satunya dengan mempertimbangkan faktor genetik. Memahami kejadian interaksi obat bukan hanya sekedar obat A + obat B tetapi perlu pengetahuan dan interpretasi terkait keamanannya terhadap pasien. Bisa saja obat tersebut dapat berinteraksi dgn genetik, penyakit ataupun kedua-duanya. Disini juga beliau menekankan, penyakit yang sama ataupun pengobatan yang sama belum tentu memberikan respon obat yang sama perlu dipertimbangkan beberapa faktor yaitu Genetik, Keadaan Fisiologi Tubuh, Gaya Hidup (Life Style) dan Faktor Lingkungan sehingga betul-betul dapat diberikan regimen pengobatan atau individualisasi terapi yang optimal (Right Drug, Right Dose, Right Person).
Ilmu Farmakogenetik dalam tulisan Mary Jane Kennedy, dipublikasikan oleh DovePress tahun 2018 dari tulisan ini beliau juga menjelaskan individualisasi terapi menjadi tantangan yang baru bagi farmasis terutama Apoteker di bidang pelayanan dalam pengaplikasiannya secara klinis. Sebenarnya, bukan hanya praktisi yang di pelayanan saja tapi perlu adanya sinkronisasi antara Perguruan Tinggi Farmasi begitu juga dengan Industri Farmasi dalam hal penelitian ataupun memuat label informasi obat terkait keamanan penggunaan obat berdasarkan farmakogenetik yang masih sangat terbatas terutama di Indonesia. (AR)

Updated: 13 November 2020 — 12:36 pm
Jurusan Farmasi © 2020 Kontak Kami